Selasa, 30 Desember 2014

Seolah-olah


Selama satu dekade..
Atau dua periode...
Engkau duduk di "kursi empuk"
Dewan Perwakilan Rakyat

Sepuluh tahun lamanya
Engkau seolah-olah...
Melupakan kami...
Kawan-kawanmu...

Film dan Budaya India


BUDAYA INDIA. Semua film pasti mengangkat atau mengandung unsur-unsur budaya, dan budaya-budaya tersebut, secara langsung maupun secara tidak langsung, disadari ataupun tidak disadari, akan masuk ke alam berpikir para penonton. Film India misalnya. Semakin sering seseorang menonton film India, maka semakin masuklah budaya India ke alam berpikirnya. (Foto: Asnawin)

Perusak Budaya


PERUSAK BUDAYA. Disadari atau tidak, film-film India di stasiun televisi kita (Indonesia) telah merusak budaya kita. Film India atau sinetron India tentu saja menampilkan kehidupan masyarakat India, lengkap dengan latar belakang budaya, adat, dan kebiasaan mereka. Secara tidak langsung, kita diperkenalkan budaya India, dan secara tidak langsung pula memengaruhi cara pandang dan cara berpikir kita. (Foto: Asnawin)

Kritik dan Etika


Mengeritik itu hak..
Aksi unjukrasa juga hak...

Sayangnya...
Kita kerap lupa hak orang lain
Kita kerap merampas hak orang lain
Kita kerap lupa diri. (Foto: Asnawin)

Budaya Pinjaman


TEROMPET tahun baru, serta pesta mercun dan pesta kembang api pada malam tahun baru, sebenarnya bukan budaya asli Indonesia, apalagi budaya asli Bugis-Makassar. Namun di era globalisasi, masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat suku Bugis-Makassar, sudah semakin terbiasa dengan acara tahunan pesta kembang api pada malam tahun baru. Ini sebenarnya budaya pinjaman, bukan budaya asli Indonesia, dan juga sama sekali bukan budaya asli Bugis-Makassar. (Foto: Asnawin)

Selasa, 23 Desember 2014

Ternyata Tidak Mudah


Ketika tertumbuk pada satu persoalan
Aku ingin segera melakukan perubahan
Tetapi ternyata tidak mudah
Karena melakukan perubahan butuh keberanian

Wartawan


Tak jarang engkau sakit
Tak jarang engkau kecewa
Tak jarang engkau luka
Tak jarang engkau celaka

Minggu, 21 Desember 2014

Ibu


Ibu
Engkau begitu sempurna di mataku
Semua kebutuhan kami
Engkau siapkan
Tanpa keluh
Tanpa kesah

Jumat, 19 Desember 2014

Selamat Jalan Pak Kiyai



Setelah diberi umur yang cukup panjang
Setelah menghirup udara selama lebih dari 80 tahun
Setelah berjuang melawan sakit dan derita
Akhirnya engkau menyerah juga

Anakku



Mondok di pesantren
Mungkin berat bagi banyak anak sepertimu
Karena kalian...
Hidup terpisah dengan orangtua, saudara, sanak famili, dan handai-taulan
Kalian hidup mandiri di pondok
Kalian mencuci pakaian sendiri dan mengurus diri sendiri
Kalian berjuang dan bersakit-sakit

Puisi Buat di Polan



Tiba-tiba...
Si Polan tersandung
Dan jatuh

Tiba-tiba...
Si Polan terjerat
Kasus korupsi


Maafkan Aku




Dulu, aku kaya
Dulu, aku jaya
Dulu, aku hebat
Dulu, aku berkuasa

Ketika itu...
Aku abaikan saudaraku
Ketika itu...
Aku abaikan keluargaku


Rabu, 03 Desember 2014

Sajikan Foto yang "Bisa Berbicara"


FOTO JURNALISTIK. Pelatih Nasional Wartawan PWI, Asnawin (kanan), mendapat sertifikat dari panitia Pendidikan dan Pelatihan Jurnalistik Angkatan II Universitas Bosowa 45 Makassar, setelah membawakan materi "Foto Jurnalistik", di Auditorium Aksa Mahmud, Lantai 9, Kampus II, Universitas Bosowa 45, Makassar, Selasa, 2 Desember 2014. (ist)

Jumat, 21 November 2014

Penulisan Sejarah Muhammadiyah Lewat Penelitian Dokumen



FOTO BERSAMA. Pemateri, panitia, dan sebagian peserta Workshop Penulisan Sejarah dan Profil Muhammadiyah se-Sulsel, foto bersama seusai penutupan, di Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), Ahad, 16 November 2014. Workshop yang berlangsung dua hari tersebut diikuti puluhan peserta utusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sulsel. (Dok. Pribadi)

Pendekatan Etnografi dalam Penulisan Sejarah Muhammadiyah




KETUA Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Dr KH Alwi Uddin MAg, memberikan sambutan pada pembukaaan "Workshop Penulisan Sejarah dan Profil Muhammadiyah se-Sulawesi Selatan", di Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), Sabtu, 15 November 2014. (Foto: Humas Muhammadiyah Sulsel)

Kamis, 20 November 2014

Empat Langkah Penulisan Sejarah Muhammadiyah



BEDAH BUKU. Dari kiri ke kanan, Basri P Mattayang (panelis, penulis buku), Asnawin (moderator, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PWM Sulsel), KH Abdullah Renre (panelis, sejarawan UIN Alauddin), dan Syarifuddin Yusuf (panelis, Rektor Umpar), pada acara bedah buku "Mentari Bersinar di Gowa", dalam Workshop Penulisan Sejarah dan Profil Muhammadiyah se-Sulsel, di kampus Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), Sabtu, 15 November 2014. (Foto: Humas Muhammadiyah Sulsel)

Kamis, 30 Oktober 2014

Humas Harus Ciptakan Krisis


Ketua PR Sociaety of Indonesia, Magdalena Wenas, saat tampil pada Rakornas Kehumasan PTN dan Kopertis se-Indonesia, di Hotel Aryaduta, Makassar, Jumat, 21 Juni 2013. Pembicara lain pada kegiatan tersebut adalah Elizabeth Goenawan Ananto (mantan Ketua IPRA/International Public Relations Association). (Foto: Asnawin)

Humas Harus Pelajari Gaya Pemberitaan Media Massa


PEMIMPIN Redaksi Majalah Almamater, Asnawin (paling kiri) tampil sebagai pembicara bersama Ketua Komisi Informasi Provinsi Sulsel, Aswar Hasan (paling kanan), dengan moderator Kabid Informasi dan Telematika Dinas Perhubungan Kabupaten Gowa HM Arifin, pada Pertemuan Bakohumas Lintas SKPD se-Kabupaten Gowa, di Gowa, Rabu, 29 Oktober 2014. (Foto: ist)

Minggu, 26 Oktober 2014

Koran-koran Besar pun Kerap Bikin Kesalahan



PELATIH Nasional Wartawan PWI, Asnawin, membawakan materi Editing News (Penyuntingan Berita) pada Pelatihan Jurnalistik Bagi Kepala Sekolah dan Guru SMP se-Sulsel, di Hotel Grand Palace, Makassar, Sabtu, 25 Oktober 2014.

Senin, 20 Oktober 2014

Wartawan dan Guru Bukan Profesi



PELATIH Nasional Wartawan PWI, Asnawin, membawakan materi "Pengantar Jurnalistik" pada Perkampungan Jurnalistik yang digelar Himaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, di Asrama Yonif 726 Takalar, Jumat, 17 Oktober 2014. (ist)

Kamis, 16 Oktober 2014

Mendadak Ceria di SD Jenetallasa Gowa


MENDADAK ULANG TAHUN. Ahmad Dahlan (duduk berlutut paling depan pakai topi) merayakan ulang tahunnya yang ke-10 dengan foto bersama teman-teman sekelasnya bersama Wali Kelas IV SD Inpres Jenetallasa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Kamis, 16 Oktober 2014. (Foto: Asnawin)

Sabtu, 15 Maret 2014

Mengenal Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung (5-habis)


Panorama alam Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dilihat dari puncak Gunung Bulusaraung. Di sekitar pegunungan ini, terdapat Desa Wisata Tompobulu yang menawarkan suasana pedesaan yang asri, berhawa sejuk, lingkungan yang terawat, dan budaya masyarakat yang ramah. Adat budaya masyarakat Bugis-Makassar masih kuat melekat pada kehidupan masyarakatnya. Bahasa keseharian yang digunakannya pun cukup unik, yaitu Bahasa Dentong, yang merupakan perpaduan antara Bahasa Bugis dan Makassar. (Foto: Muhammad Fajrin)

Mengenal Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung (4)


PANJAT TEBING. Kawasan wisata Pattunuang Asue adalah surga bagi para petualang. Beragam aktivitas petualangan yang menantang dapat dilakukan di sini. Pengunjung disuguhi banyak pilihan kegiatan alam bebas: panjat tebing di dinding karst yang menjulang terjal, susur gua di gua-gua vertikal maupun horizontal, susur sungai yang berbatu dan berair jernih, camping menikmati kehidupan alam bebas, tracking sepanjang jalur di dalam hutan, hiking di perbukitan batuan karst, atau hanya sekedar menikmati indahnya panorama alam. (Foto: Muh Ridwan Wira)

Mengenal Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung (3)


KUPU-KUPU raksasa dengan sayap terkembang, dibuat secara artistik di atas pintu gerbang kawasan wisata dan Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Alfred Russel Wallace pada sekitar 1857, menjuluki kawasan ini sebagai "The Kingdom of Butterfly" atau Kerajaan Kupu-kupu (Foto: wikipedia.org)

Mengenal Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung (2)


BANTIMURUNG berasal dari kata benti merrung (Bahasa Bugis halus) yang berarti air bergemuruh. Nama tersebut diusulkan oleh Karaeng Simbang, Patahoeddin Daeng Paroempa (Simbang adalah salah satu kerajaan dalam distrik adat Gemenschaap dan berada dalam wilayah kerajaan Maros). Berawal dari kata benti merrung itulah kemudian berubah bunyi menjadi Bantimurung. (Foto: wikipedia.org)

Mengenal Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung (1)


TAMAN NASIONAL. Ratusan orang menikmati suasana dan pemandangan di sekitar air terjun Bantimurung yang berada dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (atau disingkat TN Babul), Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Pada hari-hari libur, pengunjung bisa mencapai belasan ribu orang dalam sehari. Selain air terjun, di Bantimurung juga ada gua mimpi, gua batu, danau, telaga, batu gajah, dan lain-lain. (foto: wikipedia.org)

Rabu, 29 Januari 2014

Kampus, Citra, dan Realita



CITRA. Realita di lapangan ternyata berbicara lain. Tidak sedikit alumni PTN yang menjadi pengangguran atau bekerja pada bidang yang tidak sesuai ijazahnya. Sebaliknya, cukup banyak alumni PTS yang sukses dalam karier dan usahanya. Di sisi lain, banyak PTN yang ribut saat pemilihan rektor. Banyak PTN yang mahasiswanya sering melakukan aksi unjukrasa anarkis. Tidak sedikit gedung kampus PTN yang dibakar oleh mahasiswanya sendiri. (Foto: Asnawin)

Minggu, 26 Januari 2014

Tiga Pertanyaan Sebelum Menulis Feature


DIKLAT JURNALISTIK. Direktur Perpustakaan Pers PWI Sulsel, Asnawin Aminuddin, membawakan dua materi, yakni "Memahami dan Menulis Berita" dan "Teknik Menulis Feature", pada Diklat Jurnalistik Pelajar SLTA se-Kabupaten Bulukumba, di SMA Negeri 1 Bulukumba, Selasa, 25 Juni 2013. (ist)