Minggu, 01 Juli 2012

Bisa Merasa



Dewasa ini banyak orang yang merasa bisa menjadi pemimpin, tetapi tidak banyak di antara mereka yang bisa merasa. Seharusnya, setiap kita harus bisa merasa dan harus mampu mengukur kemampuan yang ada pada diri, sehingga dapat menempati posisi yang memang sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang ada.


Bisa Merasa

~ Lanskap ~
Asnawin Aminuddin

Perguruan tinggi adalah organisasi. Negara adalah organisasi. Semua organisasi membutuhkan pemimpin. Maka semua organisasi harus memilih pemimpin, terutama pucuk pimpinan.
Idealnya, pemimpin itu dipilih, bukan karena mengajukan diri, mencalonkan diri, memprolamirkan diri, apalagi memengaruhi banyak orang untuk memilih dirinya, melainkan karena memang dikehendaki oleh mayoritas anggota organisasi.
Orang yang mengajukan diri, mencalonkan diri, memprolamirkan diri, apalagi memengaruhi orang banyak untuk memilih dirinya, pasti merasa bisa menjadi pemimpin, tetapi mereka belum tentu benar-benar bisa, belum tentu memiliki kapasitas, dan juga belum tentu dikehendaki oleh mayoritas anggota organisasi.
Buktinya, banyak di antara mereka yang setelah terpilih, ternyata tidak mampu menjadi pemimpin yang baik dan berhasil. Akibatnya, tidak sedikit di antara yang menuai kritikan, caci-maki, bahkan ada yang akhirnya berhenti di tengah jalan, termasuk yang dialami beberapa pimpinan perguruan tinggi.
Seorang pejabat menengah salah sebuah instansi pemerintah, kepada penulis mengatakan, dewasa ini banyak orang yang merasa bisa menjadi pemimpin, tetapi tidak banyak di antara mereka yang bisa merasa.
Seharusnya, kata pejabat tersebut, setiap kita harus bisa merasa dan harus mampu mengukur kemampuan yang ada pada diri, sehingga dapat menempati posisi yang memang sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang ada.
“Setiap pemimpin juga harus bisa merasa dan meraba dirinya, serta harus bisa merasa apa yang terjadi dan dialami bawahannya, sehingga tidak terjadi gejolak dan hal-hal yang tidak dikehendaki. Kalau seorang pemimpin tidak bisa merasa, gejolak pasti terjadi dan tujuan organisasi pasti akan sulit tercapai,” tutur sang pejabat.
“So?,” tanya penulis.
“Yang kita butuhkan sekarang bukan orang yang merasa bisa menjadi pemimpin, melainkan pemimpin yang bisa merasa,” jawabnya sambil tersenyum.

@copyright Tabloid Almamater Makassar
Edisi ke-2, Maret 2012

2 komentar:

ikhsandi amier mengatakan...

Blog ini bagus, saya baru membacanya. Respekku utamanya karena terus mengangkat perihal dan warna-warni Bulukumba. sayangnya mungkin sepi respon. tuk sdr Asnawin, teruskan upaya anda, suatu saat ini akan menjadi referensi orang Bulukumba atau bagi pihak yang ingin tahu mengenai daerah kita.. Salaam..

prolima_communication mengatakan...

trims.... kami juga mengelola blog http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/
mdh2an ada waktuta nanti jalan2 ke blog itu... selamat beraktivitas...