Dewasa ini banyak orang yang merasa bisa menjadi pemimpin, tetapi tidak banyak di antara mereka yang bisa merasa. Seharusnya, setiap kita harus bisa merasa dan harus mampu mengukur kemampuan yang ada pada diri, sehingga dapat menempati posisi yang memang sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang ada.
Bisa
Merasa
~
Lanskap ~
Asnawin
Aminuddin
Perguruan tinggi adalah organisasi.
Negara adalah organisasi. Semua organisasi membutuhkan pemimpin. Maka semua
organisasi harus memilih pemimpin, terutama pucuk pimpinan.
Idealnya, pemimpin itu dipilih, bukan
karena mengajukan diri, mencalonkan diri, memprolamirkan diri, apalagi
memengaruhi banyak orang untuk memilih dirinya, melainkan karena memang
dikehendaki oleh mayoritas anggota organisasi.
Orang yang mengajukan diri, mencalonkan
diri, memprolamirkan diri, apalagi memengaruhi orang banyak untuk memilih
dirinya, pasti merasa bisa menjadi pemimpin, tetapi mereka belum tentu
benar-benar bisa, belum tentu memiliki kapasitas, dan juga belum tentu
dikehendaki oleh mayoritas anggota organisasi.
Buktinya, banyak di antara mereka yang
setelah terpilih, ternyata tidak mampu menjadi pemimpin yang baik dan berhasil.
Akibatnya, tidak sedikit di antara yang menuai kritikan, caci-maki, bahkan ada
yang akhirnya berhenti di tengah jalan, termasuk yang dialami beberapa pimpinan
perguruan tinggi.
Seorang pejabat menengah salah sebuah
instansi pemerintah, kepada penulis mengatakan, dewasa ini banyak orang yang
merasa bisa menjadi pemimpin, tetapi tidak banyak di antara mereka yang bisa
merasa.
Seharusnya, kata pejabat tersebut,
setiap kita harus bisa merasa dan harus mampu mengukur kemampuan yang ada pada
diri, sehingga dapat menempati posisi yang memang sesuai dengan kemampuan dan
kapasitas yang ada.
“Setiap pemimpin juga harus bisa merasa
dan meraba dirinya, serta harus bisa merasa apa yang terjadi dan dialami
bawahannya, sehingga tidak terjadi gejolak dan hal-hal yang tidak dikehendaki.
Kalau seorang pemimpin tidak bisa merasa, gejolak pasti terjadi dan tujuan
organisasi pasti akan sulit tercapai,” tutur sang pejabat.
“So?,” tanya penulis.
“Yang kita butuhkan sekarang bukan orang
yang merasa bisa menjadi pemimpin, melainkan pemimpin yang bisa merasa,”
jawabnya sambil tersenyum.
@copyright Tabloid Almamater Makassar
Edisi ke-2, Maret 2012
2 komentar:
Blog ini bagus, saya baru membacanya. Respekku utamanya karena terus mengangkat perihal dan warna-warni Bulukumba. sayangnya mungkin sepi respon. tuk sdr Asnawin, teruskan upaya anda, suatu saat ini akan menjadi referensi orang Bulukumba atau bagi pihak yang ingin tahu mengenai daerah kita.. Salaam..
trims.... kami juga mengelola blog http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/
mdh2an ada waktuta nanti jalan2 ke blog itu... selamat beraktivitas...
Posting Komentar