Selasa, 30 Desember 2014

Film dan Budaya India


BUDAYA INDIA. Semua film pasti mengangkat atau mengandung unsur-unsur budaya, dan budaya-budaya tersebut, secara langsung maupun secara tidak langsung, disadari ataupun tidak disadari, akan masuk ke alam berpikir para penonton. Film India misalnya. Semakin sering seseorang menonton film India, maka semakin masuklah budaya India ke alam berpikirnya. (Foto: Asnawin)





---------


Film dan Budaya India


Oleh: Asnawin Aminuddin

Salah satu mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa pascasarjana prodi Ilmu Komunikasi adalah Komunikasi Antar-budaya. Dalam mata kuliah ini disebutkan bahwa salah satu media komunikasi antar-budaya yang paling efektif adalah film.

Semua film pasti mengangkat atau mengandung unsur-unsur budaya, dan budaya-budaya tersebut, secara langsung maupun secara tidak langsung, disadari ataupun tidak disadari, akan masuk ke alam berpikir para penonton.

Film India misalnya. Pasti mengangkat budaya India, dan budaya tersebut akan dilihat oleh jutaan penonton di mancanegara saat film India diputar. Semakin sering seseorang menonton film India, maka semakin masuklah budaya India ke alam berpikirnya.

Di Indonesia, film India cukup laris. Penggemarnya pun beragam, dari anak-anak hingga orang dewasa, dan dari orang putus sekolah hingga profesor.

Sebagian menyadari dan sebagian lainnya tidak menyadari masuknya budaya India ke alam berpikir mereka.
Akibatnya, banyak di antara penggemar film India yg mengikuti pola pikir, gaya bicara, dan model pakaian orang India, padahal sesungguhnya budaya mereka berbeda dengan budaya orang Indonesia.

Celakanya, kita yang menyadari pentingnya membentengi budaya timur Indonesia (yg juga cukup beragam), kadang-kadang tak berdaya menjaga isteri/suami, anak-anak, dan keluarga, dari gempuran (godaan) budaya India, budaya Barat, dan budaya-budaya asing lainnya.

Maka budaya asing pun berhasil mengalahkan budaya kita, dan menjajah kita. Banyak di antara kita yang tidak menyadarinya, sehingga mereka justru menikmati penjajahan budaya asing itu.

Gowa, 8 November 2014
----------

Tidak ada komentar: