Jumat, 28 Oktober 2011

''Soeara Indonesia'' Surat Kabar Pertama di Makassar


SEJARAH JURNALISTIK. Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sulsel, Drs Asnawin membawakan materi Sejarah dan Kode Etik Jurnalistik pada Sekolah Dasar Jurnalistik, di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sabtu, 5 Januari 2011. Sekolah Dasar Jurnalistik yang diadakan Majalah Sinovia Fakultas Kedokteran Unhas itu diikuti puluhan peserta. (Foto: Panpel)
------------------

''Soeara Indonesia'' Surat Kabar Pertama di Makassar

Oleh: Asnawin
(Pengurus PWI Sulsel)

Surat kabar pertama yang terbit di Makassar adalah ''Soeara Indonesia''. Surat kabar ini diterbitkan oleh Manai Sophiaan, pada tahun 1945, tetapi surat kabar ini tidak panjang usianya, karena tidak disenangi oleh penjajah Belanda dan Manai Sophiaan selalu dikejar-kejar sehingga ia melarikan diri ke Jawa.

Selanjutnya pada 1947, terbit dua surat kabar baru di Makassar, yakni ''Pedoman'' yang kemudian berubah nama menjadi ''Pedoman Rakyat'', serta surat kabar ''Proletar.''

Surat kabar Pedoman diterbitkan oleh Soegardo dan Henk Rondonuwu, kemudian dilanjutkan oleh LE Manuhua.

Itulah yang saya kemukakan saat membawakan materi ''Sejarah dan Kode Etik Jurnalistik'' pada Sekolah Dasar Jurnalistik yang diadakan oleh Majalah ''Sinovia'' Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, di Makassar, Sabtu, 5 Maret 2011. Sekolah Dasar Jurnalistik itu diikuti puluhan peserta.

Saya kemudian mengungkapkan bahwa surat kabar pertama yang terbit d Indonesia, yaitu ''Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonementen'' yang berbahasa Belanda dan diterbitkan oleh penjajah Belanda pada 1744, tetapi surat kabar ini hanya berusia dua tahun.

Puluhan tahun kemudian barulah penjajah Belanda menerbitkan surat kabar yang diberi nama Mataviasch e Courant. Surat kabar ini diterbitkan pada 1817 dan juga masih memakai bahasa Belanda.

Surat kabar pertama yang diterbitkan oleh orang Indonesia, yaitu ''Bromartani'' yang terbit di Surabaya pada 1855, dengan memakai pengantar bahasa Jawa.

Berikutnya terbit ''Soerat Kabar Bahasa Melajoe'' di Surabaya pada 1856, ''Soerat Kabar Betawie'' di Batavia (sekarang Jakarta) pada 1858, ''Selompret Melajoe'' di Semarang pada 1860, ''Bintang Timur'' di Surabaya pada 1862, ''Djoeroe Martani'' di Surabaya pada 1864, dan ''Biang Lala'' di Jakarta pada 1867.

Surat kabar pertama yang terbit di dunia yaitu King Pao yang terbit di China pada tahun 911, tetapi informasi ini diragukan banyak pihak. Surat kabar pertama di Eropa yaitu True en Countre di Eropa yang terbit pada tahun 1500-an.

Selanjutnya terbit surat kabar di Venesia pada 1536, ''Courante Braden'' di Belgia (1605), ''Avisa Relation Order Zaitung'' di Jerman (1609), ''Tidinghen uit Verscheyde Quartieren'' di Belanda (1618), dan ''Gazette de France'' di Perancis (1631).

Itulah antara lain yang saya utarakan pada Sekolah Dasar Jurnalistik yang diadakan oleh Majalah ''Sinovia'' Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Sebagai pemateri, saya sangat senang karena para peserta sangat antusias bertanya, dan ruangan pelatihan dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC) dan layar LCD. Seusai memberikan salam di akhir materi, para peserta juga memberikan aplaus yang cukup panjang.

Makassar, 8 Maret 2011.

[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di blog Asnawin sang Journalist]

Tidak ada komentar: