Selasa, 11 Oktober 2011

Yang Terakhir


ALMARHUM. Puisi ini kubuat di saat hatiku sedang sedih mengenang almarhum adikku tercinta, Asran Faisal Daeng Kulle. Puisi ini benar-benar kisah nyata. Maafkan aku adikku, semoga arwahmu tenang dan bahagia di alam sana. Ya Allah, terima dan ampuni dosa-dosa adikku ini, serta berikanlah tempat yang mulia di sisi-Mu.





-----------------------


Yang Terakhir


Oleh: Asnawin

Suatu hari ketika pulang kampung
Adik saya mengajak ke pasar
Dia membelikan saya sepasang sepatu
Sepatu itu lalu kupakai beraktivitas sehari-hari

Suatu hari seusai berobat
Adik saya mengajak makan siang
Kami makan nasi kuning di tepi jalan
Sambil berbincang-bincang

Suatu hari menjelang magrib
Adik saya berkunjung
Dia datang bersama seorang kawannya
Mereka berdua menginap di rumah kontrakanku

Suatu hari ibuku menelepon
Adik saya menanyakan kabarku
Dia bertanya mengapa aku
Tak pernah meneleponnya

Suatu hari di bulan November
Adik saya itu meninggal dunia
Dan aku tak sempat melihat jenazahnya
Karena terlambat pulang kampung

Rupanya sepatu yang ia beli untukku
Rupanya makan nasi kuning di tepi jalan
Rupanya kedatangannya menginap di rumahku
Rupanya telepon adikku melalui ibuku

Adalah yang terakhir
Yang terakhir untukku
Kenangan terakhir
Yang terakhir

Adikku....
Maafkan aku....
Maafkan karena tak mampu menangkap....
Isyarat darimu....

Semoga di alam sana....
Engkau tenang....
Semoga Sang Maha Pengasih....
Mengampuni dosa-dosamu....


Makassar, 11 Oktober 2011
-------------------------------

1 komentar:

penerbitmaupamasagenamediakreasindo mengatakan...

Semoga Allah senantiasa menerima ibadah beliau, amin.